Opini Untuk Capres 2014-2019




* 3 Pen_ Jahat dan satu calon Pen_Jahat.*
2014 adalah tahun pembukaan rahasia masing - masing tokoh politik Indonesia yang kini tengah memperjuangkan untuk mendapatkan legitimasi politik dari rakyat. yang pertama sebut saja prabowo subianto. prabowo adalah Ketua Umum partai Gerindra. pada tahun 2009 beliau pernah tampil sebagai capres bersama dengan teman koalisi partai yang lain yaitu Megawati dari PDIP.
latar belakang dari Prabowo Subianto sendiri adalah sebagai salah satu orang yang memiliki pengaruh cukup dalam dunia militer. sebelum indonesia menapak tilas sebagai Negara Demokrasi ( Pasca Reformasi ) prabowo pernah menjadi salah satu pasukan militer yang dikabarkan bertanggung jawab atas kerusuhan 1998. kerusuhan yang saya maksud adalah hilang dan tewasnya beberapa militan mahasiswa yang melawan pasukan Soeharto.
dari perjalanan yang panjang dengan menjadi orang yang memiliki imej sebagai salah satu anggota militer yang handal, prabowo dewasa ini mencoba mendedikasikan dirinya untuk masuk dalam kanca Politik Praktis indonesia. dimulai pra Tahun 2009. prabowo subianto yang dulu pernah bersekolah di American School In London, U.K. (1969), dengan beberapa kroni membangun sebuah partai yang dinamai Gerakan Indonesia Raya. meskipun terhitung baru partai ini cukup mengalami perkembangan yang signifikan.  hal itu terbukti dengan terbentuknya beberapa organisasi masyarakat sebagai media untuk mengembangkan orientasi politik. adapun organisasi tersebut yaitu : Asosiasi Petani Indonesia, Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional Indonesia, Asosiasi Pencak Silat Indonesia.
dari 9 partai yang tergabung dalam barisan DPRI yg terdiri dari beberapa fraksi, partai gerindra menempati posisi 9 dengan jumlah kursi yang diperoleh sebanyak 26 atau dalam prosentase 4.64%

Pada November 2011 lalu, ia Prabowo mengadakan suatu pergerakan untuk mengusung dirinya sendiri menjadi calon presiden untuk pemilu tahun 2014.
kini prabowo dikenal dengan orasinya yang fulgar dan langsung tanpa tameng. ia berpendapat bahwa berbicara halus dan sopan bukanlah suatu bukti yang menunjukan bahwa itu sangat menjamin terbentuknya iintegritas seorang leader. prabowo terkesan begitu ambisius dan tanpa pandang bulu siapa lawan politiknya. seperti halnya dengan lawan - lawan politiknya, prabowo melakukan kampanye besar - besaran untuk meyakinkan rakyat bhwa dia lah yang pantas untuk menduduki kursi tertinggi di Pemerintahan. serang  kanan serang kiri, prabowo melakukan serangan yang sekarang kerap disebut serangan Pamungkas. sederhana, tapi itulah budaya Politik Indonesia.

Dan yang kedua sebut saja Wiranto.
ada beberapa kemiripan yang dimiliki wiranto dengan Prabowo. keduanya sama - sama berlatar belakang Militer. entah memang militer itu benar - benar kuat dalam arti yang sebenarnya ataukah memang militer  memiliki pengaruh yang besar dalam pertahanan dan pembangunan politik Indonesia. jangan gampang dilupakan begitu saja, orde baru adalah rezim yang dipimpin oleh orang Militer. dan sampai sekarang pun orang militer masih memimpin.

 Tokoh yang pernah dipromosikan menjadi Kasdam Jaya, Pangdam Jaya, Pangkostrad, hingga menjadi KSAD. Pada bulan Maret 1998 oleh Presiden Soeharto, kini telah mentransformasikan diri menjadi capres dengan kendaraan politiknya yang bernama Hanura. sebelum terbentuknya hanura pada Tahun 2006, pada tahun 2004 beliau memenangi konvensi Partai Golkar atas Ketua Umum Partai Golkar Ir. Akbar Tandjung. dengan kemenanganya ini wiranto melanjutkan langkah politik praktisnya dengan maju menjadi Capres pada Tahun 2004. namun perjalanan tersebut wiranto gagal melaju karena terganjal pada babak pertama yang menempatkan dirinya pada urutan ketiga. pemilihan tersebut akhirnya dimenangkan oleh lawan politknya.
Pasca pesta pada Tahun 2004 tersebut wiranto yang kalah,  pada tanggal 21 Desember 2006 mendirikan partai baru yang bernama Hanura. hari itu wiranto telah menyatakan siap untuk persaingan pada tahun 2009.
Dan kini 2014 wiranto bersama dengan Cawapresnya, Hary tanoesoedibyo, menyatakan siap juga untuk persaingan yang megah dan menentukan martabat sebagai tokoh politik Indonesia tersebut. Dalam sela - sela kampanye oleh partai, wiranto juga hadir sebagai juru kampanye dan sering menggemparkan hadirin dengan teriakan " memerintah dengan menggunakan Hati Nurani ". mungkin agak sedikit menggelitik jika orang yang memiliki latar belakang militer mampu menghadapi problema politik dengan hati nurani. jika kita bandingkan kurang apa Susilo Bambang yudhono mengatakan kepada rakyat Indonesia " sabar dan jangan lupa berdo'a kepada Tuhan demi kelancaran segala urusan Indonesia ". kalimat itu adalah kalimat yang amat lembut seperti hati seorang perempuan manja yang tidak doyan kerja. namun berbeda dengan wiranto, Ia mayakini bahwa suatu perintah yang berawal dari Hati Nurani adalah satu - satunya idealisme yang mujarab untuk segala problema Indonesia. karir politik wiranto juga masih jadi pertanyaan diberbagai kalangan. Bukan menjadi suatu kejanggalan bagi rakyat indonesia, jika Seorang Calon Presiden juga harus memiliki karier politik yang jelas capable. justru yang janggal adalah, jika calon Presiden minim pengalaman Politik dan legislasi. Meskipiun padaTahun 1999 pernah memiliki karier sebagai Menko Polkam.

Dan yang ketiga, calon Presiden dari Partai yang pernah menguasai Indonesia sejak Tahun 1965 sampai tahun 1998, Golongan Karya atau yang biasa dikenal dengan Sebutan GOLKAR. Beliau adalah Aburizal Bakri atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan Ical.  Karier Aburizal Bakrie sebanarnya dimulai dari dunia Usaha. Ini semua tercatat dari perjalananya sebagai pengusaha. Selepas menyelesaikan kuliah di Fakultas Elektro Institut Teknologi Bandung pada tahun 1973, Ical memilih fokus mengembangkan perusahaan keluarga. Dari Tahun 1992 sampai Tahun 2004 Ia memimpin kelompok usaha Bakhrie.  Selama berkecimpung di dunia usaha, Ical juga aktif dalam kepengurusan sejumlah organisasi pengusaha. Sebelum memutuskan meninggalkan karier di dunia usaha, ia menjabat sebagai Ketua kamar dagang dan industri (KADIN) selama dua periode (1994-2004).
Pada tahun 2004, Ical memutuskan untuk mengakhiri karier di dunia usaha setelah mendapat kepercayaan sebagai Menteri Ko'ordinator bidang Perekonomian Republik Indonesia . Kemudian, pada tanggal 7 Desember 2005, setelah dilakukannya penyusunan ulang kabinet, ia diangkat sebagai Menteri ko'ordinator bidang kesejahteraan rakyat, dan setelah terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada tahun 2009, waktu dan energinya tercurah untuk mengurus partai. Pada tahun 2012, ia ditetapkan sebagai calon presiden partai Golkar untuk Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014. (id.wikipedia.org/wiki/Aburizal_Bakrie)

Sosok Aburizal bakhrie semakin bertengger karena dianggap bertanggung jawab atas peristiwa semburan lumpur di Sidoarjo jawa timur. Perusahaannya juga terlibat dalam kasus tender operator sambungan langsung Internasional (SLI), tunggakan royalti batu bara, dan kasus pajak Bumi. Sampai sekarang kasus ganti rugi dari perusahaan yang dipimpinya belum sepenuhnya terselesaikan. menurut hemat saya masih banyak upaya politis untuk meminimalisir proses pergantian rugi kepada korban. Fenomena itu juga memiliki potensi besar sebagai bahan pertimbangan masyarakat untuk mengusung Ical sebagai presiden 2014-2019. Bagaimana bisa dengan muda orang yang telah memiliki imej buruk dapat menunggangi kursi kepemimpinan Nomer 1 di negeri ini ? apa yang akan dilakukan untuk bangsa yang begitu besar semantara permasalahan yang baru sekelas regional ( baca : semburan lumpur di sidoarjo ) belum terselesaikan sampai sekarang.
Meski pernah manjadi salah satu cabinet Susilo Bambang Yudhono, menteri  coordinator bidang perokonomian republic Indonesia, aburizal bakhrie tidak berhenti untuk menjadi orang berpengaruh di Indnesia. Pada tanggal 8 Oktober 2009, dalam Musyawarah Nasional (Munas) VIII di Pekanbaru , Riau, Bakrie terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golongan Karya setelah mengalahkan Surya Paloh, Yuddy Chrisnandi, Hutomo Mandala Putera. Kemenangan itu memulai perjalanan Aburizal Bakhrie menjadi salah satu kandidat capres 2014 – 2019. Hal itu terbukti pada pertengahan 2010 , menurut beberapa liputan media, Aburizal Bakhrie mengincar untuk menjadi salah satu kandidat Capres 2014 dengan kendaraan Politiknya Golkar pada pemilihan umum 2014.

Pada masa – masa kampanye Ketua DPP Partai Golkar tersebut tidak mau kalah dengan lawan – lawan politiknya. Ia berkunjung ke beberapa daerah untuk membentuk kepercayaan rakyat lewat janji – janji. Menurut beberapa data yang saya peroleh dari media informasi, ketika beliau melakukan kampanye di NTT, beliau berjanji akan memperbaiki dan menambah Infrastruktur demi kelancaran serta memberi akses yang lebih mudah bagi Rakyat NTT. Ini adalah menuver yang ssudah uzur jika kita mau menilik lebih lanjut. Coba kita bandingkan dengan sosok Aburizal Bakhrie yang sekarang menjadi ketua DPP Golkar sekaligus salah satu kandidat Capres 2014 – 2019 dengan sosok Aburizal Bakhrie sebagai Pemilik Perusahaan PT. Lapindo. Menurut hemat saya semua sudah jelas. Namun dari sela – sela kritik yang menghujani beliau, beliau masih yakin bahwa dia dan partainya sangat layak untuk memimpin Negeri ini. Tinggal nanti bagaimana Rakyat dengan rela memberikan Legitimasi Politiknya.
Kini pertarungan yang diikuti oleh Aburizal bakhrie semakin meriah dengan ikutnya juga beliau dalam agenda Kampanye pamungkas. Entah dari mana bahasa itu, yang jelas dari satu partai dan partai lain dan dari satu calon dan calon lainya, berusaha dengan sangat keras untuk memenangkan pesta Politik tersebut. Mempertaruhkan kemungkinan untuk meraih kemungkinan yang lebih besar lagi.

Dan yang terakhir adalah Joko Widodo atau yang akrab disapa jokowi. Jokowi adalah satu kandidat Capres 2014 – 2019 dengan kendaraan Politiknya PDIP. Sebelum keluarnya deklarasi jokowi sebagai calon Presiden 2014-2019, beliau masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Bertepatan dengan Tahun Pemilihan Presiden Jokowi memimpin Jakarta baru 2 tahun. Padahal jika kita lihat dari aturan yang ada mengenai masa jabatan Gubernur, masa jabatan untuk Gubernur adalah 5 tahun. Masih tersisa 3 tahun. Meski belum lama memimpin Jakarta namun jokowi dengan Partner kerjanya Ahok telah meraih beberapa pncapaian. Salah satunya adalah Pemberian Fasilitas rumah susun dan berbagai pembangunan lainya. Banyak yang memberikan komentar bahwa jokowi adalah sosok yang mampu bukan hanya dalam sisi kerja Administrasi namun juga sisi kerja lapangan. Ini semua terbukti dengan sering hadirnya beliau di berbagai proyek pembangunan guna mengawasi langsung proses pembangunan tersebut. Ini adalah salah satu tindakan yang cukup jadi pembicaraan bagi setiap orang.

Karier Politik Jokowi dimulai sejak ia terpilih sebagai Walikota Surakarta, Solo pada Tahun 2005. Tokoh mendapat gelar  Insinyur di Universitas Gajah Mada ini, berhasil memikat Hati rakyat solo meskipun ketika beliau terpilih menjadi walikota banyak yang meragukan mengenai kinerjanya. Pasalnya sebelum beliau di usung oleh partai PDIP dan PKB untuk menjadi kandidat Calon Walikota Solo, beliau aktif sebagai pengusaha Furniture. Namun dengan menerapkan beberapa pengalaman beliau pada masa – masa kulia dulu, beliau berhasil menjadikan Solo sebagai kota yang berkembang dengan menjadikan Solo sebagai kota Pariwisata, budaya dan batik. Setelah tiba waktunya Jokowi sebagai Walikota untuk pergantian, beliau masih menenggerkan diri untuk masuk lagi dalam pemilihan tersebut. Dan itu semakin membuktikan keberhasilan jokowi sebagai pemimpin dengan kemenangan telak. Pemilihan yang terjadi pada tahun 2010 untuk kota solo, dimenangkan jokowi dengan perolehan Suara sebanyak 90,09 %.
Pada Tahun 2012 ketika datang waktunya pergantian Gubernur DKI, PDIP mengusung Jokowi untuk ikut masuk dalam arena pertarungan Politik tersebut. Bersama dengan itu jokowi bergandengan dengan Ahok dari Partai Gerindra. Lawan politiknya adalah mantan gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Imej jokowi ketika memimpin Solo adalah kunci utama untuk dapat memenangkan Suara Rakyat Jakarta. Disamping itu jokowi pun telah menyiapkan beberapa solusi untuk menangani Jakarta yang ruwet.

2014 adalah tahun pertama bagi jokowi untuk mencalonkan diri sebagai calon Presiden periode 2014 – 2019. Padahal Tahun ini adalah tahun kepemimpinan jokowi selama 2 tahun di DKI Jakarta. Apakah memang diperbolehkan secara hokum atau politik untuk meninggalkan jabatanya demi mempertaruhkan kemungkinan yang lebih besar dengan menjadi Calon Presiden, sampai sekarang itu menjadi wacana yang terus dibicarakan oleh rakyat Indonesia, terlebih lagi rakyat Jakarta. Jokowi adalah calon Presiden yang cukup menadapat tantangan dari lawan – lawan politiknya. Mulai dari Prabowo yang mengatakan bahwa jokowi adalah orang yang kurang memiliki ketegasan dalam memimpin. Apakah itu benar ?
Jika mau lebih obyektif dalam menggambarkan sistematika Proses untuk menjadi orang nomor 1, saya berpendapat bahwa jokowi memiliki capabilitas yang cukup untuk hal itu. Pertama jokowi memulai karier politik sebagai walikota, kedua juga menjadi walikota, dan ketiga menjadi Gubernur DKI jakarta. Meski dalam wilayah kepemimpinan yang bersifat regional, jokowi telah membuktikan bahwa karier politik yang cemerlang bukan hanya dengan menjadi orang yang berpengaruh dalam partai namun juga dengan menjadi orang berpengaruh dalam kursi kepemimpinan rakyat. Bukan suatu yang tabu, bahwa Calon Presiden Juga harus memiliki Pengalaman politik yang cukup untuk mendapat legitimasi politik dari rakyat Indonesia.
Dari beberapa Tokoh sekaligus Capres yang saya kemukakan diatas, sekarang adalah waktunya untuk menunjukan siapa yang layak dan yang terpilih untuk menjadi orang nomor 1 di Negeri ini. Prabowo dengan latar belakang Ia menjadi Petinggi Militer, Wiranto yang juga memiliki latar belakang yang sama, Aburizal dengan latar belakang sebagai salah satu orang berpengaruh dalam dunia Bisnis dan Jokowi dengan latar belakang sebagai Pemimpin rakyat ( regional ) siapakah yang akan menjadi pemenangnya. Semua potensi telah ada dalam diri mereka.
Presiden adalah Posisi pemimpin dari hasil berpolitik yang panjang. Akuitas dalam berpolitik mutlak diperlukan. Bukan hanya berbicara realita, namun juga idealisme.

0 Responses to “Opini Untuk Capres 2014-2019”

Post a Comment