Entah cuaca hari ini yang tidak bersahabat atau memang hanya aku saja yang merasakanya, hatiku benar - benar kacau hari ini. meskipun mata terasa berat untuk terbuka dan kepala terasa gantung untuk diangkat, aku benar - benar tidak bisa tidur. ketika itu jam setengah 5 pagi. waktu yang tepat untuk bangun tidur secara normal. awalnya aku merasa dadaku sangat sesak untuk bernapas. kemudian merambah, pikiranku yang bleng entah kemana. pernah terpikirkan olehku kejadian lucu sehingga aku tertawa sendiri, dan pernah juga terpikirkan olehku kejadian yang sedih, sehingga tanpa kusadari air mata berlinang indah di sekujur pipiku yang kempong. dan akhirnya aku tau, bahwa kejadian sedih itu yang membuatku benar - benar ngebleng ketika itu.
pernah enggak teman - teman semua, ketika benar - benar sayang dengan pacar atau yang lain, meskipun ketika terjadi pertengkaran yang cukup hebat meskipun pacar kita telah memaafkan kita masih merasa ada yang kurang ? meskipun pacar kita bilang bahwa semua telah berakhir, dan mari buka lembaran baru ?
aku pernah seperti itu. sekali lagi aku pernah. sebagai seorang pria, aku selalu diajarkan untuk menjadi pria yang bertanggung jawab. bertanggung jawab untuk hal apapun selagi aku masih bisa untuk menjalaninya. ketika dulu aku memulai pacaran, aku hanya berpikir bahwa apa yang aku lakukan terhadap pacarku adalah yang terbaik buatku dan buatnya. jalan bareng, makan bareng bahkan melakukan hal yang tidak patut kami lakukan. meskipun kita adalah sepasang kekasih, namun tidak jarang kita sering adu mulut jika tidak ada kata sepakat untuk suatu hal. entah itu mengenai sikap apakah yang seharusnya bagi sepasang kekasih atau yang lainya. sampai pada akhirnya kita mengungkit satu kesalahan yang dulu pernah kita lakukan. ingat sekali lagi kita yang melakukanya.
pacarku adalah orang yang manja, namun tidak jarang ia juga sering angkuh jika marah dan enggak mau kalah. dia benar - benar marah ketika mengatakan bahwa kejadian itu terjadi karena aku yang memulai. namun aku membantah bahwa kamu juga mau. terus ini yang bikin aku sesak sampai sekarang " apa kamu melakukan itu emang benar - benar sayang ke aku ? " demi Tuhan, aku tidak bisa tidur karena kalimat - kalimat mematikan itu. kemudian aku berpikir bahwa memang, bukan naluri sayangku yang memaksaku untuk melakukan. tapi naluri lainlah yang memaksaku. aku bingung, kenapa hal itu bisa terjadi di saat aku benar - benar sayang kepadanya.
jujur aku akui, meskipun dengan enteng mulutku berbicara bahwa aku melakukannya dengan penuh rasa sayang, tapi hati ini masih menyisahkan kata " aku bohong terhadapnya ". dan sekarang aku mulai mengerti bahwa tidak seharusnya aku memperalat rasa sayangnya hanya demi hal - hal yang tidak aku mengerti konsekwensi logisnya.
sekali lagi aku menyesal.
0 Responses to “Hatiku Tidak Bisa Bohong”
Post a Comment